Langsung ke konten utama

SALUANG DAN KISAH KASIH TAK SAMPAI (Manusia dan Cinta Kasih)

Cinta adalah rasa sangat suka atau rasa sayang. Ataupun rasa sangat kasih atau sangat tertarik hatinya sedangkan kasih artinya perasaan sayang atau cinta atau menaruh belas kasihan. Cinta kasih ini dapat saya contohkan dari video yang saya tonton tentang seorang petani yang juga sebagai pemain saluang yang jatuh cinta terhadap seorang wanita. Saya akan menjelaskan dahulu apa itu saluang...

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcaR6s9xxfNKbNZlmY_hfnNO6Q4NW2oOb7srBAdzzGCzFmxM7yIAV2kLu75uF_zghhJDXsltOnObh_kLJWdSafpeezVlJF8DHunchvoJ5P5rqLdla3ms7SyD1MiVY3eMasm5BIc0NPTaiU/s1600/saluang.jpg


Saluang adalah alat musik tradisional khas MinangkabauSumatera Barat. Yang mana alat musik tiup ini terbuat dari bambutipis atau talang (Schizostachyum brachycladum Kurz). Orang Minangkabau percaya bahwa bahan yang paling bagus untuk dibuat saluang berasal dari talang untuk jemuran kain atau talang yang ditemukan hanyut di sungai[1]. Alat ini termasuk dari golongan alat musik suling, tapi lebih sederhana pembuatannya, cukup dengan melubangi talang dengan empat lubang. Panjang saluang kira-kira 40-60 cm, dengan diameter 3-4 cm. Adapun kegunaan lain dari talang adalah wadah untuk membuat lamang (lemang), salah satu makanan tradisional Minangkabau. dalam mebuat saluang ini kita harus menentukan bagian atas dan bawahnya terlebih dahulu untuk menentukan pembuatan lubang, kalau saluang terbuat dari bambu, bagian atas saluang merupakan bagian bawah ruas bambu. pada bagian atas saluang diserut untu dibuat meruncing sekitar 45 derajat sesuai ketebalan bambu. untuk membuat 4 lubang pada alat musik tradisionalsaluang ini mulai dari ukuran 2/3 dari panjang bambu, yang diukur dari bagian atas, dan untuk lubang kedua dan seterusnya berjarak setengah lingkaran bambu. untuk besar lubang agar menghasilkan suara yang bagus, haruslah bulat dengan garis tengah 0,5 cm.
(Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Saluang)


Kisah cinta yang terjadi antara pemain saluang dan seorang gadis ini sangat menyedihkan. Terkadang rasa cinta yang seseorang miliki untuk orang yang ia sayang belum saja cukup untuk memilikinya. Seperti kisah cinta mereka yang tidak disetujui oleh orang tua sang gadis karena sang pria hanyalah seorang petani yang juga pemain saluang. Menurutnya pekerjaan sang pria tidak dapat memenuhi kebutuhan anaknya dan tidak dapat membuat anaknya bahagia. Si gadis ini sesungguhnya mencintai sang pemain saluang namun ia tak dapat membantah keputusan orang tuanya itu. Mereka pun akhirnya tak dapat bersatu dan harus saling merelakan.

Cinta memang indah dan cinta dapat membutakan siapapun yang sedang merasakannya. Seharusnya tidak ada yang boleh memisahkan ketika dua orang sudah saling mencintai. Karena cinta itu sudah takdir dan tidak dapat dipilih kepada siapa kita akan jatuh hati. Namun terkadang kita tidak dapat memaksakan kehendak sendiri. Merelakan orang yang dicintai agar jauh lebih bahagia juga merupakan bagian dari mencintai seseorang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RUMAH TRADISIONAL KUDUS / JOGLO KUDUS

https://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/b/bb/Rumah_adat_tradisional_Kudus.JPG Rumah adat Kudus atau Joglo Pencu disebut juga Joglo Kudus adalah Rumah tradisional asal Kudus salah satu rumah tradisional yang mencerminkan perpaduan akulturasi kebudayaan masyarakat Kudus . Rumah Adat Kudus memiliki atap genteng yang disebut “Atap Pencu” , dengan bangunan yang didominasi seni ukir yang sederhana khas kabupaten Kudus yang merupakan perpaduan gaya dari budaya Jawa (Hindu), Persia (Islam), Cina (Tionghoa) dan Eropa (Belanda). Rumah ini diperkirakan mulai dibangun sekitar tahun 1500-an Masehi dengan 95% kayu Jati asli. Joglo Kudus mirip dengan Joglo Jepara tetapi perbedaan yang paling kelihatan adalah bagian pintunya, Joglo Kudus hanya memiliki 1 pintu sedangkan Joglo Jepara memiliki 3 pintu. TATA RUANG JOGLO KUDUS / JOGLO PENCU Rumah adat Kudus Joglo Pencu memiliki 3 bagian ruangan yang disebut Jogo Satru, Gedongan, dan Pawon. •     Jogo Satru

KONSERVASI ARSITEKTUR GEDUNG SATE DI BANDUNG

SEJARAH GEDUNG SATE Sebuah bangunan tua peninggalan masa kolonial Belanda yang terletak di jalan Diponegoro Bandung kerap menarik perhatian orang – orang yang lewat karena memiliki keunikan tersendiri. Gedung yang memiliki ciri khas berupa ornamen yang berbentuk seperti tusuk sate yang terdapat pada menara sentralnya ini sudah sejak zaman dulu menjadi salah satu ikon bersejarah dan bangunan khas kota Bandung, yang dikenal secara nasional. Dinamakan Gedung Sate, gedung ini sekarang berfungsi sebagai gedung tempat pemerintahan Pusat Jawa Barat dan seringkali menjadi tempat berbagai festival seni serta kegiatan lainnya. Kalangan pemerhati arsitektur kerap menjadikan gedung ini sebagai bahan kajian mengenai arsitektur unik, yang bentuknya mendapatkan pengaruh dari arsitektur Eropa. Banyak wisatawan yang berkunjung ke Bandung menyempatkan diri untuk mengunjungi Gedung Sate, sehingga gedung ini juga kerap dianggap sebagai salah satu tujuan wisata utama di Bandung terutama bag

KRITIK ARSITEKTUR

BAB I PENDAHULUAN Masjid adalah rumah tempat ibadah umat Islam atau Muslim. Masjid artinya tempat sujud, dan sebutan lain bagi masjid di Indonesia adalah musholla, langgar atau surau. Istilah tersebut diperuntukkan bagi masjid yang tidak digunakan untuk Sholat Jum'at, dan umumnya berukuran kecil. Selain digunakan sebagai tempat ibadah, masjid juga merupakan pusat kehidupan komunitas muslim. Kegiatan-kegiatan perayaan hari besar, diskusi, kajian agama, ceramah dan belajar Al Qur'an sering dilaksanakan di Masjid. Bahkan dalam sejarah Islam, masjid turut memegang peranan dalam aktivitas sosial kemasyarakatan hingga kemiliteran. Masjid Al-Irsyad merupakan sebuah masjid yang terletak di Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Indonesia. Masjid ini dibangun pada tahun 2009 dan selesai pada tahun 2010. Bentuk masjid sekilas hanya seperti kubus besar laiknya bentuk bangunan Kubah di Arab Saudi. Dengan konsep ini, dari luar terlihat garis-garis hitam di sekujur dindin